DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW KEPADA KABILAH dan INDIVIDU (SIRAH NABAWIYYAH)

DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW

KEPADA BERBAGAI KABILAH DAN INDIVIDU

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bulan dzul-qa’idah tahun kesepuluh dari nubuwah, tepatnya pada akhir bulan juni atau awal bulan juli tahu 619 M, Rasulullah SAW kembali ke Mekkah untuk memulai langkah baru menawarkan Islam kepada berbagi kabilah dan individu. Pertimbangan lain, karena musim haji sudah dekat, sehingga orang-orang akan berbondong-bondong datang ke Mekkah dari segala penjuru untuk menunaikan kewajiban haji, melibatkan diri dalam berbagai kepentingan untuk diri mereka sendiri dan mengingat Allah. Maka beliau pergunakan kesempatan ini sebaik-baiknya. Beliau mendatangi setiap kabilah untuk menawarkan Islam dan menyeru mereka untuk masuk Islam, seperti yang beliau lakukan sejak tahun keempat dari nubuwah.
Ibnu sa’d berkata,”pada setiap musim haji Rasukukkah SAW mendatangi dan mengikuti orang-orang yang sedang menunaikan ibadah haji sampai ke rumah-rumah mereka dan pasar-pasar, Ukazh, Majinnah dan Dzi ‘l-Majaz. Beliau mengajak mereka agar bersedia membelanya sehingga Ia dapat menyampaikan risalah Allah, dengan imbalan surga bagi mereka. Tetapi Rasulullah tidak mendapat seorang pun yang membelanya”.
Tidak hanya kabilah, tetapi juga banyak orang yang di tawari Islam oleh Nabi SAW, dan mereka itu akan kami bahas nanti, begitu juga dengan beberapa kabilah yang di tawari oleh beliau.
Setiap kali Rasulullah berseru kepada mereka dangan seruan:
“Wahai manusia! Ucapkanlah La Ilaha Illa Allah, niscaya kalian beruntung. Dengan kalimat ini kalian akan menguasai bangsa Arab dan orang-orang Ajam. Jika kalian beriaman, maka kalian akan menjadi raja di surga”
Abu Lahab menguntit Rasulullah SAW, seraya menimpali, ”Janganlah kalian mengikutinya! Sesungguhnya ia seorang murtad dan pendusta.” Sehingga banyak dari mereka yang menolak dengan kasar dakwah Nabi SAW.



BAB II
                        DAKWAH KEPADA KABILAH DAN INDIVIDU

A. Kabilah-Kabilah Yang Di Tawari Islam
Az-zuhri berkata,”Orang-orang yang pernah menyebutkan kepada kami nama-nama kabilah yang di datangi Rasulullah SAW dan diseru masuk Islam adalah Bani Amir bin Sha’sha’ah, Muharib bin Khafshafah Ghassan, Murrah, Hanifah, Sulaim, Abs, Bani Nashr, Bani Al-Bakka’, Kindah, Kalb, Al-Harits bin Ka’b, Udzrah dan Hadhramy. Namun tak seorang pun di antara mereka yang memenuhi seruan beliau.
Kabilah-kabilah yang di sebutkan Az-zuhri ini bukan mereka yang ditawari Islam dalam satu tahu atau satu musim haji. Tapi hal itu berlangsung sejak tahun keempat hingga musim haji terakhir sebelum hijrah. Usaha menawarkan Islam itu tidak bisa disebutkan pada tahun keberapa dan kepada kabilah yang mana. Memang disana ada beberapa kabilah yang di pastikan Al-Manshufury ditawari Islam pada musim haji tahun kesepuluh. Adapun cara yang di tempuh beliau dalam menawarkan Islam dan bagaimana penolakan mereka, telah digambarkan oleh Ibnu Ishak sebagai berikut:
1. Bani Kalb. Nabi SAW datang sendiri ke perkampungan mereka, yang juga disebut Bani Abdullah. Beliau menyeru mereka kepada Allah dan berhadaapn langsung dengan mereka. Beliau bersabda kepada, ”Wahai Bani Abdullah, sesungguhnya Allah membaguskan nama bapak kalian”, namun mereka tetap menolak apa yang di tawarkan itu.
2. Bani Hanifah. Beliau mendatangi mereka, dari pintu ke pintu dari rumah ke rumah dan beliau sendiri yang menawarkan kepada mereka. Namun tak seorang pun di antara orang-orang Arab yang lebih buruk penolakannya dari pada penolakan mereka.
3. Bani Amir bin Sha’sha’ah. Beliau medatangi mereka dan mereka kepada Allah. Mereka semua menolak seruan beliau.

B. Individu Selain dari Mekkah Yang Di Tawari Islam
Tidak hanya kepada kabilah atau utusan yang di tawari Islam oleh Rasulullah tapi juga pribadi atau indvidu yang dating ke Mekkah. Di antara mereka ada yang menerimanya dengan baik, ada pula yang beriman tak lama kemudian setelah musim haji. Inilah gambaran singkat mereka:
1. Suwaid bin Shamit
Dia adalah penyair yang cerdas salah seorang penduduk yatsrib yang di juluki AL-kamil oleh kaumnya. Julukan ini di berikan karena warna kulitnya, syairnya, kehormatan dan nasabnya. Ke-Islamannya terjadi pada awal tahun kesebelas dari nubuwah. Dia datang ke Mekkah untuk menunaikan haji dan umrah. Lalu rasul SAW mengajaknya masuk Islam.
Rasul membacakan Al-Quran dan menyerunya untuk masuk Islam. Setelah menyatakan masuk Islam, Suwaid berkata, “ini adalah kata-kata yang benar-benar bagus.” Tapi tak lama setelah tiba di Yatsrib, dia terbunuh dalam perang Bu’ats.
2. Iyas bin Mu’adz
Dia seorang pemuda belia dari penduduk Yatsrib, yang datang ke Mekkah bersama rombongan utusan dari Aus, dengan tujuan mencari sekutu dari Quraisy bagi kaumnya untuk menghadapi Khazraj. Hal ini terjadi sebelum meletus perang Bu’ats pada permulaan tahun kesebelas dari nubuwah. Sebab bara permusuhan antara kaum Aus dan Khazraj sewaktu-waktu bias meledak. Sementara jumlah Aus lebih sediki dari khazraj.
Tatkala mengatahui kedatangan mereka, Rasul pun mendatangi dan menjelaskan kepada mereka tentang Islam, kemudian Rasul membacakan Al-Quran.
Iyas berkata,”wahai kaumku, demi Allah ini lebih baik dari apa yang ada pada kalian.” Kemudian salah seorang dari rombongannya memungut asir dan menaburkannya di muka Iyas karena tidak setuju dengan perkataannya. Dan Iyas pun hanya diam saja. Kemudian mereka kembali ke Yatsrib tanpa membawa hasil apa-apa dari rencana mereka semula.
Setelah tiba di Yatsrib, Iyas senantiasa bertakbir, bertahlil, bertahmid, dan bertasbih, hingga dia meninggal dunia. Mereka tidak meragukan bahwa ia telah masuk Islam.
3. Abu Dzarr Al-Ghifari
Dia termasuk penduduk di pinggiran yatsrib. Tatkala kabar tentang di utusnya Nabi SAW telah menyebar di Yatsrib yang telah di bawa oleh Suwaid bin shamit dan Iyas bin Mu’adz, kabar ini pun akhirnya sampai juga ke telinga Abu Dzarr yang dari sinilah sebab ke-Islamannya.
Kemudian dia mengatakan kepada saudaranya untuk pergi ke Makkah untuk mencari kabar, setelah itu saudaranya kembali dan berkata,”Demi Allah, aku telah melihat seorang laki-laki yang menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan,” tapi kabar itu tak membuat Abu Dzarr puas kemudian dia ke Makkah, setelah tiba di masjid dia bertemu Ali yang membawanya ke penginapan, esok harinya ia ke masjid untuk bertanya tentang Nabi, tapi tak seorang pun yang memberikan informasi kapadanya, hingga ia bertemu dengan Ali dan di tanyakan tentang keperluannya, karena Ali menjamin menjaga rahasia tentang pertanyaan Abu Dzarr, maka Abu Dzarr pun bertanya tentang Nabi, kemudian bertemulah ia dengan Nabi dan Nabi pun menjelaskan Islam kepadanya dan ia pun masuk Islam seketika itu. Setelah itu Nabi memerintahkan untuk balik ke negerinya hingga ia memperoleh kabar kemenangan dan ia boleh datang lagi ke Makkah.
Bukannya kembali, Abu Dzar justru pergi ke masjid, yang saat itu orang-orang Quraisy sedang berada di sana sambil berteriak,”Wahai orang-orang Quraisy, aku bersaksi tida Illah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.” Dan seketika itu orang-orang Quraisy mengepung dan memukulinya.
Al-Abbas yang melihat keadaannya langsung melindungi dengan menelungkupkan badannya. Setelah itu dia menghadapi mereka dan berkata,” celakalah kalian yang hendak membantai seorang dari Ghiffar, padahal Ghiffar merupakan tempat kalian berdagang dan jalur yang kalian lewati.”
Akhirnya mereka melepaskannya. Esok harinya ia berbuat hal yang sama dan orang Quraisy melakukan hal yang sama pula hingga datang Al-Abbas melihat dan melindunginya seperti yang di lakukannya pada hari sebelumnya.
4. Thufail bin Amr Ad-Dausy
Dia orang terpandang, penyair yang cerdas dan menjadi pemimpin kabilahnya, Daus. Kabilahnya sendiri memiliki keemiratan atau yang menyerupai bentuk keemiratan, mencakup beberapa wilayah di Yaman. Dia datang ke Mekkah pada tahun kesebelas dari nubuwah. Sebelum tiba di Mekkah, dia di sambut sanak saudaranya di Mekkah. Mereka rela mengeluarkan biaya berapa pun untuk menyambut kedatangannya dengan meriah. Mereka juga mengatakan bahwa ada orang yang memecah belah persatuan mereka dan mencaci urusan mereka dan orang itu seperti sihir. Dan mereka melarang untuk menemui dan berbicara dengan orang tersebut. Mereka terus-menerus mengatakan itu kepada Thufail hingga Thufail tidak mau mendengar atau berbicara dengan orang yang di maksud oleh mereka. Dan dalam perjalanan ke masjid dia menyumbat telinganya dengan kapas agar tidak mendengar tentang orang itu.
Setiba di masjid, Nabi berdiri shalat di dekat ka’bah dan Thufail ada di dekat Nabi. Tapi Allah menghendaki agar Thufail medengar sebagian kata-kata Nabi, maka dia mendengarnya dengan baik. Dia berkata dalam hati bahwa dia tahu mana yang baik dan mana yang buruk.
Dan tatkala Rasul pulang dia mengukutinya dan masuk ke rumah Nabi. Dia menyampaikan kisah kedatangannya, tentang orang-orang menakuti-nakuti dirinya hingga tentang penyumbatan telingannya. Lalu dia meminta Rasul untuk menjelaskan urusan Nabi. Maka Rasulullah menjelaskan tentang Islam dan membacakan ayat Al-quran. Dan seketika itu ia masuk Islam, dan kembali ke kaumnya dan mengajak bapak dan istrinya masuk Islam dan keduanya pun masuk Islam. Kaumnya tidak mau begitu saja masuk Islam tapi dia selalu bersama mereka, hingga dia hijrah bersama 70 atau 80 keluarga dari kaumnya setelah perang Al-Khandaq. Kemudian dia mendapat cobaan yang baik demi Islam, yakni terbunuh sebagai seorang mati syahid pada Perang Al-Yamamah.
5. Dhimad Al-Azdy
Dia berasal dari Azd Syanu’ah dari yaman, dan dia biasa memberi pengobatan dengan cara menghembuskan angin. Dia dating ke Mekkah dan mendengar orang-orang berkata,” sesungguhnya Muhammad adalah gila.”
Dia berkata sendiri,”aku akan menemui orang ini, siapa tahu Allah bisa menyembuhkannya berkat pengobatanku.”
Setelah menemui beliau, dia menawarkan pengobatan tersebut, lalu Rasulullah bersabda,”sesungguhnya pujian itu bagi Allah. Kami memuji-Nya dan memohon pertolongan kepada-Nya.siapa yang di beri petunjuk oleh Allah, tak seorang pun bisa menyesatkannya, dan siapa yang di sesatkan Allah,tak seorang pun yang bias memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada Illah salain Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.”
Kemudian dia meminta untuk di ulangi lagi perkataan tersebut, maka Rasul pun mengulanginya. Dan Dhimad pun berbaiat menyatakan ke-Islamannya.

Selain kelima orang tersebut di atas ada lagi 6 orang dari penduduk yatsrib yang berasal dari Khazraj,mereka adalah:
1. As'ad bin Zurara, dari Bani An-Najjar
2. Auf bin Al-Harits bin Rifa’ah bin Afra’, dari Bani An-Najjar
3. Rafi bin Malik bin Al-Ajlan, dari Bani Zuraiq
4. Quthbah bin Amir Bin Hadidah, dari Bani Salamah
5. Uqbah bin Amir bin Naby, dari Bani Ubaid bin Ka’b
6. Jabir bin Abdullah bin Ri’ab, dari Bani Ubaid bin Ghanm
Rasulullah bertemu mereka saat Ia melewati Aqabah di Mina. Dan Rasul pun duduk bersama mereka dan menjelaskan tentang Islam serta mengajak mereka kepada Allah dan membacakan Al-Quran.
Sekembalinya ke Yatsrib, mereka membawa risalah Islam dan menyebarkannya di sana. Sehingga tiap rumah sudah menyebut nama Nabi SAW.



                                                          BAB III
                                                        PENUTUP

Kesimpulan
1. Rasulullah SAW berdakwah tanpa putus asa dan gigih menyampaikan Islam kepada siapa saja dan dimana saja.
2. Sebelum hijrah Rasulullah berdakwah tidak hanya kepada orang-orang Mekkah saja tetapi juga kepada berbagai kabilah dan individu yang datang dari luar Mekkah khususnya untuk beribadah haji dan umrah.
3. Kabilah-kabilah yang di tawari Rasulullah antara lain: Bani Kalb, Bani Hanifah, Bani Amir bin Sha’sha’ah.
4. Beberapa orang yang di tawari Islam oleh Rasul Antara lain: Suwaid bin Shamit, Iyas bin Mu’adz, Abu Dzarr Al-Ghifari, Thufail bin Amr Ad-Dausy, Dhimad Al-Azdy.
















DAFTAR PUSTAKA

Al-Buthy, Muhammad Sa’id Ramadhan.1997. Sirah Nabawiyah (Analisis Ilmiah Manhajiah Terhadap Sejarah Pergerakan Islam Di Masa Rasulullah SAW). Jakarta: Rabbani Press.

Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman.2007. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

An-Nadwy, Abdul Hasan Ali Al-Hasany. 1989. Sirah Nabawi (Riwayat Hidup Rasulullah SAW). Surabaya: Bina Ilmu.

Previous Post Next Post