Sejarah Di antara penguasa, Sejarawan dan Sastrawan

Masih ingat saat kita belajar pada mata pelajaran Sejarah saat SD (gabung di IPS), SMP dan SMA? Kebanyakan sejarah yang di angkat adalah sejarah yang itu2 saja, bukan berarti saya sudah pintar, paham, mengerti dan bosan dengan sejarah yang isinya hanya berkutat pada urutan2 waktu (periode waktu), zaman purba, sebelum dan sesudah masehi, asal muasal agama dan daerah, penemuan2, penjajahan, pra kemerdekaan, kemerdekaan dan pasca kemerdekaan dan masih banyak lagi yang kisahnya itu2 saja dan berulang-ulang kita dapatkan sejak SD hingga sekarang.

Bukan berarti saya ahli sejarah yang mengungkit-ungkit dan mengungkap suatu fakta yang ditutup-tutupi selama ini. Tapi timbul kebingungan dalam diri saya pribadi jika menghadapi suatu kisah yang mempunyai banyak versi, masing2 sumber meyakini kebenaran versinya yang paling valid plus didukung lagi dari berbagai sumber lain yang bisa kita lihat di daftar pustakanya.

Kebanyakan sejarah yang kita dapatkan di bangku pendidikanlah yang benar2 melekat dan menjadi paradigma kita selama ini, selain buku tersebut "disusun" oleh sejarawan, juga penyusunannya tidak lepas dari pengaruh penguasa yang berkuasa saat itu. Sehingga versi ini bisa kita katakan versi pemerintah melalui dinas terkait. Saya setuju pemerintah melukakan peragaman kisah masa lalu di bangku pendidikan, tentunya untuk menjaga kisah tersebut agar tidak melenceng dari visi misi besar dibalik kokohnya sebuah bangsa.

Muncul lagi versi baru di luar bangku pendidikan yang mengisahkan masa lalu ceplas ceplos dan blak-blakan karena terlepas dari pengaruh pemerintah dan memang sejarah adalah bidang yang digelutinya selama ini. Iya kalau kisahnya tidah jauh bebeda dengan versi pemerintah, kalau beda, masyarakat akan bingung membacanya karena muncul versi baru yang beda dari yang diperolehnya selama ini. Karena target pembacanya tidak terbatas hanya di bangku pendidikan, tapi masyarakat umum yang lebih luas. Golongan ini terkadang barakhir di bui atau penjara karena dianggap melawan dan menganggu stabilitas negara.

Kalangan sastrawan juga tidak mau kalah dan ikut terjun mempengaruhi dunia sejarah, baik nasional maupun internasional. Dengan bahasa yang dikemas sedemikian rupa sehingga mampu meyihir dan menghipnotis masyarakat lewat kata2nya yang indah dan nikmat dirasakan. Mereka juga berusaha mengungkap fakta atau hanya sekedar berfiksi ria dengan kemampuannya dalam bermain kata2 yang menjadi senjata utamanya dalam mempengaruhi perwajahan dunia sejarah, entah itu pro atau kontra pemerintah yang penting mereka puas melahirkan karya mereka hasil letupan emosi yang menggebu selama ini dan lahirlah karya2 mereka yang menyentil sejarah masa lalu. Golongan ini terkadang diterima masyarakat karena karya mereka yang berupa novel atau cerpen maupun cerbung yang memang enak untuk dibaca.

Kalau dalam Islam, dalam menyampaikan suatu kisah masa lalu biasanya sumber kisah mempunyai tingkatan2 kesohihan kisah tersebut. Ada sohih yang merupakan tingkatan tertinggi, hasan dan dha-if, serta ada tingkatan2 pembagiannya lagi yang agak rumit karena memang untuk menjaga keaslian kisah hingga akhir jaman. Cara ini dilihat dari sudut pegisahnya yang bersambung hingga sumber atau tokoh asli yang diceritakan, biasanya disebut sanad bersambung. Cara ini banyak dipakai dalam menuntut ilmu, karena dengan cara ini jelas sekali siapa yang paling bertanggung jawab terhadap asal muasal ilmu atau kisah tersebut.

Bagaimana dengan sejarah kita selama ini, siapa yang paling bertanggung jawab? ada yang mengatakan kalau kelompok A adalah pemberontak, ada juga yang mengatakan kalau kelompok A tersebut bukan pemberontak tapi pahlawan. Siapa yang bingung? yang pasti masyarakat yang tidak tahu menahu sejarah masa lalu yang kebingungan karena sumber yang berlainan versi dan kadang bertentangan satu sama lain. Apalagi ditambah vesi baru yang memberikan fakta2 baru yang belum terungkap selama ini. Mana yang kita ikuti?

Previous Post Next Post