HAMAS Vs Israel, Jangan Sok Tau Deh! Baca Dulu Kenyataan Yang Sebenarnya

Yang sebenarnya tentang HAMAS Vs Israel. Berikut ini saya copy artikel dari kompasiana yang menurut saya sangat netral dalam meinilai apa yang sebenarnya terjadi di palestina sana, khususnya antara HAMAS dan israel. selamat membaca

==================================================

Saya sejak 5 tahun mulai secara serius memperdalam hakekat konflik Palestina-Israel. Sampai sekarang, saya aktif membaca dan menerjemahkan berita dari situs-situs berita dari pihak Palestina seperti aqsatv.com , alqassam.ps , atau hamasinfo.com. Lebih jauh lagi, saya mempelajari bahasa Ibrani dasar, dan juga membaca berita-berita dari pihak Israel seperti Haaretz, ynet, dan Maarev. Termasuk media lainnya seperti france24, AFP, Russia Today, dan Aljazeera untuk memperluas referensi.

Oke, sekarang kita mulai bahasannya. Jadi ceritanya, saat ini Gaza sedang diserang oleh Israel, dan sebaliknya, Al Qassam balik menyerang Israel. Kita lihat di berita-berita, banyak sekali negara-negara yang menentang serangan Israel, banyak demonstrasi yang menentang Israel, dan semua mengutuk Israel.

Hamas, anda tahu kan Hamas?

Hamas telah dikategorikan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Israel (pastinya), Kanada, Uni Eropa, Yordania, Mesir, dan Jepang. Sisanya, kebanyakan negara tidak mengambil sikap atas Hamas.

Anda tahu kan Israel sedang menyerang Gaza dengan pesawat tempurnya? Ratusan tewas dan lainnya luka-luka. Namun anda juga harus tahu, Hamas lewat operasi Brigade Al Qassam-nya, juga menyerang Israel. Puluhan korban dari pihak Israel luka-luka akibat serangan roket Al Qassam.

Pembaca yang baik hati, coba ingat-ingat, apakah ini pertama kalinya Gaza diserang? Dan sebaliknya, apakah ini pertama kalinya Al Qassam menyerang Israel. Tidak.

Pertempuran dan adu kekuatan antara Israel dan Hamas sebagaimana kita ketahui, sudah berlangsung lama. Hamas didirikan dan diinisiasi memang semata-mata untuk mengusir Israel. Sejak didirikannya, Hamas bertekad akan mengusir Israel dengan mandate dari rakyat Palestina yang mendukungnya. Sampai sekarang.

Tapi, ternyata eh ternyata, ada suara dari Yang Terhormat Opa Jappy, seorang Kompasioner yang menuliskan perspektif lain dalam memandang konflik antara Hamas dengan Israel.
Terima kasih kepada Opa Jappy, anda begitu peduli terhadap Palestina. Semoga kita semua bisa mewujudkan kemerdekaan Palestina suatu saat nanti, bersama-sama. Dua artikel anda:
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/07/11/hamas-israel-banyak-orang-indonesia-kembali-jadi-bodoh-673280.html dan http://luar-negeri.kompasiana.com/2014/07/10/sama-sama-tak-menahan-diri-dan-brutal-hamas-menyerang-israel-membalas-673149.html

keduanya mencoba mengungkapkan bahwa Hamas itu sama kejamnya sama Israel dan kita juga patut melihat Israel secara proporsional. Kelihatannya anda terganggu dengan sikap orang-orang yang anda sebut ‘Kaum Pecinta Hamas’ yang mengungkit-ungkit korban besar di pihak Palestina namun tak mengungkit sama sekali korban dari pihak Israel.

Nampaknya, gambar ini mewakili pandangan anda terkait konflik yang terjadi di Gaza. Bagaimana?


Hamas dituduh menggunakan rakyat sipil sebagai perisai, benarkah?

Hamas dituduh menggunakan rakyat sipil sebagai perisai, benarkah?
Baiklah. Ada baiknya saya tuliskan poin-poin yang saya simpulkan dari dua artikel anda diatas:
1. Hamas dan Israel sama-sama brutal.
2. Hamas menggunakan warga sipil untuk menjadi tameng hidup.
3. Hamas notabene adalah anak asuhnya Syria dan Iran.
4. Konflik Palestina-Israel bukan konflik keseluruhan antara Palestina dan Israel.
5. Menempatkan Israel dan Palestina sebagai dua negara yang sama-sama berdaulat adalah solusi yang ditawarkan dunia internasional.
6. Sikap Hamas yang tidak mengakui Israel adalah sikap absurd dan tak masuk akal sehat.
7. Solusi terbaik adalah Palestina dan Israel hidup sejajar dan terhormat, kita tidak patut membela salah satu pihak.
Langsung aja deh. Kita kupas satu-satu poin yang anda sampaikan.

1. Sama-sama brutal. Berarti tingkat kebrutalannya sama parahnya, sama kejamnya, sama terornya. Benarkah? Mending kita bicara data deh. Lihat datanya yang sekarang aja ya, biar relevan.
PALESTINA
Korban tewas: 108
Korban luka-luka: 785
Bangunan hancur: 200
Jumlah roket Al Qassam yang diluncurkan: 600 buah

ISRAEL
Korban tewas: 0
Korban luka-luka: kurang dari 30
Bangunan hancur: kurang dari 20
Total berat peledak yang dijatuhkan Israel: 600 ton lebih
Jumlah total serangan Israel ke Gaza: 860 kali

Coba perhatikan, ENAM RATUS TON.
Kalo jadi beras, bisa bikin hajatan berapa bulan ya?

Maka, poin pertama saudara Opa Jappy bahwa Hamas sama saja brutalnya seperti Israel, itu SALAH.

Dan ayolah, sebaiknya jangan menutup mata bahwa setiap kali ada konflik Palestina dan Israel, selalu saja yang terjadi adalah: korban Palestina lebih banyak dari Israel, dan senjata Israel lebih canggih dan lengkap dari yang dimiliki Palestina, apalagi kalau melihat infrasutruktur Palestina, wah udah pada babak belur sejak dulu tuh. Jadi salah besar jika dibilang Hamas dan Israel sama brutalnya.

Maka, ingat: Israel LEBIH KEJAM DAN BRUTAL dari Hamas. Itu kenyataan yang jelas, dan dapat dilihat di zaman informasi serba terbuka saat ini. Itu catatan poin pertama
2. Anda menyimpulkan bahwa Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng hidup. Perisai manusia. Ini adalah hal yang sama diyakini oleh Israel juga, bahwa Hamas memakai perisai manusia. Apa buktinya? Kalo dilihat dari artikel anda, ada beberapa bukti, diantaranya:
a. Hamas menembakkan roket dari kawasan sipil padat penduduk,
b. Rakyat Palestina berbondong-bondong keluar dari rumah mereka untuk mencegah pesawat tempur Israel menembakkan rudal, dan hal ini diminta Hamas di wawancara yang terdapat di artikel anda,
Dari dua bukti yang anda perlihatkan di artikel anda, anehnya, tidak ada bukti bahwa Hamas menggunakan perisai manusia.

Sayang sekali, itu hanyalah kesimpulan yang ceroboh. Hamas menembakkan roket dari kawasan padat penduduk, itu benar. Tapi jika disipulkan kalau tujuannya supaya warga disekitarnya menjadi tameng, itu SALAH.

Setelah peluncuran roket, pastinya tim peluncur akan segera melarikan diri. Di saat pengintaian Israel mengetahui asal roket tersebut berada di kawasan sipil, sudah tidak ada lagi tim peluncuran roket itu. Maka apa gunanya Israel membom kawasan sipil yang tak ada terorisnya itu?

Sebenarnya inilah paradoksnya. Di satu sisi kita menganggap Israel sebenarnya menyerang balik serangan roket yang ditembakkan ke Israel. Padahal tidak seperti itu, silahkan baca media Israel sendiri dan pernyataan resmi Israel. Apa sih kebijakan Israel saat ini? Bukan untuk menghancurkan tim peluncur roketnya, bukan! Itu sangat tidak strategis secara militer. Kebijakan Israel saat ini adalah menghancurkan persediaan roket-roket yang ada di Gaza, dengan menghancurkan rumah atau terowongan tempat penyimpanannya.

Naaah,,,, disinilah ada tuduhan bahwa Hamas menyimpan roket mereka di ruah-rumah penduduk sipil. Tapi lagi-lagi, benarkah tuduhan itu? Dan lagi-lagi ternyata saudara-saudara….tuduhan itu juga SALAH. Roket Al Qassam dirakit dan disimpan di rumah para personel Al Qassam, bukan di rumah warga yang sempit dan banyak orang. Aduh, lagian engga nyari tahu ke sumber Palestinanya sih….tuduhannya akhirnya salah, aduh..

Lagipula, sangat biadab dan gegabah hanya semata-mata untuk menghancurkan persediaan roket Al Qassam, malah menyerang rumah warga yang dicurigai. Padahal kenyataannya, semakin hari makin banyak warga yang tewas, sipil lho, tapi roket-roket Al Qassam itu tidak ada hentinya menyerang Israel. Tidak efektif bukan? Di dunia ini, jika sebuah kebijakan militer tidak efektif, itu namanya tentara PAYAH. Akibatnya Israel dicap menjadi pembantai rakyat sipil, karena tidak efektifnya kebijakan militer Israel. Sungguh parah.

Jadi hanya ada dua kemungkinan:
Antara Israel memang haus darah rakyat Palestina dan ingin membantai habis rakyatnya,
atau,
Militer Israel tidak strategis, tidak efektif, dan payah.
Kemungkinan kedua bagi saya TIDAK MUNGKIN, duh, lihat saja persenjataannya yang canggih dan diguyur dana dari banyak negara itu. Kok masih saja payah? Kemungkinan yang masuk akal ya kemungkinan pertama, yaitu memang Israel HAUS DARAH.

Oiya, itu yang masalah rakyat keluar rumah untuk mencegah serangan Israel. Apa yang dikatakan jubir Hamas Sami Abu Zuhri terkait itu? Saya salin disini:
“Hal ini mengokohkan sifat kaum pejuang jihad yang mulia, yang mempertahankan hak-hak dan rumah-rumah mereka bertelanjang dada dan dengan darah mereka. Kebijakan penduduk menghadapi pesawat-pesawat tempur Israel dengan bertelanjang dada untuk melindungi rumah-rumah mereka terbukti tepatguna melawan pendudukan. Lebih jauh lagi, kebijakan ini mencerminkan sifat bangsa kita yang berani dan penuh tekad. Kami, Hamas, menyerukan kepada rakyat kami untuk menjalankan kebijakan ini untuk melindungi rumah-rumah Palestina.”
Wah, jadi ini yang anda anggap bahwa Hamas meminta warga sipil untuk menjadi tameng hidup/perisai manusia demi melindungi Hamas?
Sayang sekali, lagi-lagi anda terburu-buru menyipulkan. Saya rasa kesimpulan yang lebih tepat adalah: Warga keluar rumah tanpa disuruh siapapun, termasuk Hamas, lalu Hamas mendukung sikap mereka yang melindungi rumahnya.
Catat: MELINDUNGI RUMAHNYA. Bukan menjadi perisai hidup bagi tentara Hamas. Tolong dong anda perhatikan, warga itu keluar buat melindungi anggota Hamas, atau melindungi rumahnya supaya tidak diserang?
Sampai sekarang, keyakinan anda bahwa Hamas memakai perisai manusia, SALAH dan TIDAK TERBUKTI.
3. Hamas anak asuh Syria dan Iran. Kalo ini saya ga habis pikir. Darimana kesimpulan ini? Setahu saya, Hamas merupakan gerakan yang mengadopsi pemikiran Ikhwanul Muslimin yang sunni, dan mereka sangat mengagumi peran Mesir saat perang Yom Kippur. Sebenarnya secara ideology dan emosional, Hamas lebih dekat ke Mesir. Tapi Syria, Iran? Nah lho….. Kenapa ga Lebanon sekalian? Kan Hamas kerjasama dengan Hizbullah? Betul, Hamas sejak lama menjalin hubungan mesra dengan Iran, Syria, dan Hizbullah di Lebanon. Tapi itu ga serta-merta membuat Hamas menjadi anak asuh mereka kok. Kerjasama ke siapapun boleh kan?
4. Saya agak setuju dengan poin ini. Memng Israel hanya menargetkan Hamas sebagai sasarannya. Dan memang lebih tepat bila dikatakan perang ini adalah antara Hamas dan Israel. Tapi, ada tapinya… Poin ini dibumbui pernyataan anda seperti: “…bagi mereka Hamas mewakili semua orang Palestina, dan Hamas selalu benar dan tanpa salah.” Sebenarnya anda jangan alergi jika ada yang menganggap Hamas sebagai representasi bangsa Palestina. Apa salahnya? Hamas mayoritas di Palestina kok, dan saat ini secara politis merupakan kekuatan politik terbesar di Palestina, walaupun tidak menduduki banyak posisi di semua sektor. Namun sejak rekonsiliasi dengan Fatah, Hamas menjadi faksi terbesar dengan banyaknya menteri Palestina yang berasal dari faksi Hamas, ditambah otoritas Gaza yang dikuasai Hamas. Jadi jika ada sekumpulan masyarakat yang menganggap Hamas sebagai representasi bangsa Palestina (seperti PKS, FUI, FUUI, MIUMI, dan yang tergabung dalam aksi di HI kemarin), itu ga ada masalah kok.
Maka, jika Hamas berkonflik dengan Israel, anda seharusnya paham bahwa konflik tersebut melibatkan sebuah kelompok masyarakat terbesar di Palestina. Sehingga, konflik Hamas-Israel tidak bisa dianggap bukan bagian dari konflik Palestina juga.
5, 6, 7. Wah, ini bahasannya panjang. Tapi singkatnya begini: UUD 1945 menghendaki ENYAHNYA segala penjajahan atas segala bangsa. Sesuai konstitusi Indonesia, Israel WAJIB ENYAH dari bumi Palestina, karena merupakan bentuk penjajahan yang tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Jika Indonesia sesuai konsekuensi konstitusionalnya tidak mengakui Israel, dan selamanya tidak akan mengakui Israel, maka apa pantas ‘two state solution’ dianggap merupakan solusi internasional? Setidaknya, konstitusi kita sudah jelas sikapnya.
Dan uniknya, sikap Hamas dan Indonesia ternyata sama! Indonesia dengan petunjuk konstitusinya yang berkonsekuensi selamanya tidak akan mengakui Israel, sejalan dan senada dengan piagam deklarasi Hamas yang juga selamanya tidak akan mengakui Israel. Slogan Hamas yang akhir-akhir ini populer: Lan na’tarif bi Israil, Selamanya kami tak akan pernah mengakui Israel, bukankah sejalan dengan konstitusi kita?
SANGAT TIDAK PANTAS seorang warga Indonesia tidak menghormati UUD 1945 dengan mengatakan bahwa solusi Palestina-Israel adalah solusi dua negara hidup berdampingan.
Dua artikel anda cukup menarik, mencoba untuk menyeimbangkan perspektif pembaca dalam memahami konflik Palestina-Israel Tapi cara anda sangat salah, menjatuhkan satu pihak supaya terlihat sama-sama imbang. Sungguh bukan itu caranya. Cukuplah anda pahami konflik Palestina dengan pendalaman bertahun-tahun, dari berbagai sumber, termasuk sumber Palestina. Buka mata dan telinga anda lebar-lebar kepada kedua pihak. Bukan menutup mata dan telinga anda dari satu pihak. Bukan keseimbangan perspektif yang terjadi, tapi sikap yang paradoks disana-sini.
Saudara Opa Jappy, saya akui, saya termasuk golongan yang anda sebut ‘Kaum Pecinta Hamas’, dan saya memohon anda maafkan saya jika ada kesalahan kata atau ungkapan yang tak berkenan. Peace, salaam, shalom. Terima kasih, syukran, todah.
Lo tetosu beshamim azzah ve shamim shelanu!

Previous Post Next Post