Wahai Sobat, ada banyak hal yang bisa kita lakukan dalam hidup ini. Karena begitu banyaknya, kita tak akan mungkin bisa mengerjakan semuanya. Karena itu, mampu menentukan skala prioritas dalam hidup menjadi sebuah keniscayaan. Sebenarnya, keterampilan membuat skala prioritas, termasuk satu dari empat syarat menjadi pemimpin efektif. Empat syarat tersebut adalah: memiliki visi dan tujuan hidup (dunia akhirat), terampil membuat prioritas, mampu menggali dan mensinergikan potensi, dan mampu memotivasi orang lain.
Pertanyaan sekarang, hal-hal apa saja yang harus kita prioritas dalam hidup? Dengan kata lain, apa target terpenting dalam hidup kita? Pertama , memiliki iman yang kokoh. Iman adalah fondasi. Iman adalah keberuntungan. Iman adalah kunci kebahagiaan dan keselamatan. Tanpa iman, tidak berarti semua yang kita miliki. Tanpa iman tidak akan pernah kita mendapatkan keberuntungan, kebahagiaan, dan keselamatan yang hakiki.
Allah SWT berfirman, "Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (QS Al-Asher [103]: 1-3).
Agar iman kuat, maka kita harus memupuknya dengan ilmu dan amal. Semakin luas ilmu, semakin ikhlas amal, insya Allah akan semakin kuat pula iman kita.
Prioritas kedua adalah sehat. Tanpa sehat, iman yang kita miliki tidak akan maksimal. Sakit adalah cost, beban, dan pengeluaran. Makna sehat di sini tentunya tidak sekadar fisik saja, tapi juga pikiran. Maka, kita harus maksimalkan diri menjaga dua anugerah Allah ini (fisik dan pikiran).
Ada tujuh komponen yang akan menentukan kesehatan fisik kita, yaitu: (1) udara yang bersih, maka hindarkan radikal bebas dalam tubuh akibat udara kotor; (2) makanan seimbang dengan memenuhi kriteria halal dan thayyib; (3) cukup minum, standarnya dua liter atau tujuh gelas sehari. Ideal pula bila disertai suplemen berupa madu, teh hijau atau hitam, sayuran, dan buah-buahan; (4) olahraga teratur, minimal tiga kali seminggu. Olahraga akan membentuk pertahanan tubuh yang bagus; (5) istirahat yang cukup. Rasulullah SAW mencontohkan tidur bada Isya dan bangun di sepertiga malam terakhir. Tidur yang cukup akan membuat regenerasi sel dalam tubuh berjalan baik; (6) tidak stres, sebab stres dapat memperlemah tubuh sehingga rentan terhadap penyakit; (7) memperbaiki kualitas ibadah, khususnya shalat malam dan shaum.Untuk menjaga kesehatan pikiran, perbanyaklah membaca buku, berpikir positif, hindari buruk sangka, berani memaafkan, dan selalu melihat sisi baik dari setiap kejadian. Intinya, perbanyak input positif dan meminimalisasi input negatif.
Prioritas ketiga adalah akur. Sangat sulit menikmati hidup bila kita memiliki banyak musuh, walau pun kita beriman dan sehat. Kapan pun dan di mana pun, konflik tidak membawa apapun, kecuali: (1) rasa tidak nyaman; (2) terputusnya silaturahmi; (3) menimbulkan dengki; dan (4) kontraproduktif karena akan saling merusak. Ada lima cara agar kita akur dengan sesama, yaitu: (1) siap berbeda pendapat; (2) terlatih dengan kondisi tidak ideal; (3) jangan mudah tersinggung; (4) jangan percaya pada orang yang selalu menjelek-jelekkan orang lain; (5) jangan menuntut orang lain untuk akur, tapi awali dari diri sendiri untuk menjadi pelopor dalam akur dan kebaikan. Wallahu a'lam bish-shawab. unknown
Pertanyaan sekarang, hal-hal apa saja yang harus kita prioritas dalam hidup? Dengan kata lain, apa target terpenting dalam hidup kita? Pertama , memiliki iman yang kokoh. Iman adalah fondasi. Iman adalah keberuntungan. Iman adalah kunci kebahagiaan dan keselamatan. Tanpa iman, tidak berarti semua yang kita miliki. Tanpa iman tidak akan pernah kita mendapatkan keberuntungan, kebahagiaan, dan keselamatan yang hakiki.
Allah SWT berfirman, "Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (QS Al-Asher [103]: 1-3).
Agar iman kuat, maka kita harus memupuknya dengan ilmu dan amal. Semakin luas ilmu, semakin ikhlas amal, insya Allah akan semakin kuat pula iman kita.
Prioritas kedua adalah sehat. Tanpa sehat, iman yang kita miliki tidak akan maksimal. Sakit adalah cost, beban, dan pengeluaran. Makna sehat di sini tentunya tidak sekadar fisik saja, tapi juga pikiran. Maka, kita harus maksimalkan diri menjaga dua anugerah Allah ini (fisik dan pikiran).
Ada tujuh komponen yang akan menentukan kesehatan fisik kita, yaitu: (1) udara yang bersih, maka hindarkan radikal bebas dalam tubuh akibat udara kotor; (2) makanan seimbang dengan memenuhi kriteria halal dan thayyib; (3) cukup minum, standarnya dua liter atau tujuh gelas sehari. Ideal pula bila disertai suplemen berupa madu, teh hijau atau hitam, sayuran, dan buah-buahan; (4) olahraga teratur, minimal tiga kali seminggu. Olahraga akan membentuk pertahanan tubuh yang bagus; (5) istirahat yang cukup. Rasulullah SAW mencontohkan tidur bada Isya dan bangun di sepertiga malam terakhir. Tidur yang cukup akan membuat regenerasi sel dalam tubuh berjalan baik; (6) tidak stres, sebab stres dapat memperlemah tubuh sehingga rentan terhadap penyakit; (7) memperbaiki kualitas ibadah, khususnya shalat malam dan shaum.Untuk menjaga kesehatan pikiran, perbanyaklah membaca buku, berpikir positif, hindari buruk sangka, berani memaafkan, dan selalu melihat sisi baik dari setiap kejadian. Intinya, perbanyak input positif dan meminimalisasi input negatif.
Prioritas ketiga adalah akur. Sangat sulit menikmati hidup bila kita memiliki banyak musuh, walau pun kita beriman dan sehat. Kapan pun dan di mana pun, konflik tidak membawa apapun, kecuali: (1) rasa tidak nyaman; (2) terputusnya silaturahmi; (3) menimbulkan dengki; dan (4) kontraproduktif karena akan saling merusak. Ada lima cara agar kita akur dengan sesama, yaitu: (1) siap berbeda pendapat; (2) terlatih dengan kondisi tidak ideal; (3) jangan mudah tersinggung; (4) jangan percaya pada orang yang selalu menjelek-jelekkan orang lain; (5) jangan menuntut orang lain untuk akur, tapi awali dari diri sendiri untuk menjadi pelopor dalam akur dan kebaikan. Wallahu a'lam bish-shawab. unknown