Pertama-tama saya mohon maaf untuk pemerintah dan masyarakat Indonesia karena tidak bisa memberikan kontribusi untuk kemajuan Indonesia yang sama-sama kita cintai ini. Yang kedua, saya minta maaf kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang telah mengeluakan fatwa haram GolPut jauh-jauh hari sebelum pemilu berlangsung. Saya merupakan salah seorang pendukung fatwa haram golput karena saya yakin dan juga telah saya fikirkan bahwa memang harus ada tindakan tegas bagi golongan putih alias golput. Saya minta maaf kepada semuanya karena pada pemilu legislatif kali ini saya tidak nyontreng satupun caleg, jangankan nyontreng, datang ke TPS saja tidak, yang ada hanya sekedar lewat di samping TPS yang sedang melakukan proses pencontrengan untuk caleg dari berbagai parpol.
Alasan saya, karena untuk mencontreng seorang caleg, saya harus mengeluarkan biaya yang cukup besar, hampir satu jutaan pergi pulang (PP) baik laut maupun udara kalau mau dihitung2 :D karena hak suara saya ada diseberang lautan sana di kota Palangkaraya, kalteng. Sedangkan saya ada di Surabaya lagi kuliyah. Walaupun sebenarnya saya masih keturunan jawa, tapi lahir dan besarnya ada di kalimantan. Jadi suara saya ada di Palangkaraya :d. Apa ada cara bagaimana cara memindahkan suara saya yang ada di Palangkaraya ke Surabaya?
Kalau tidak ada ya sudah tidak apa-apa (bagi saya) :s tapi saya merasa bersalah karena kalau saya mencontreng, berarti saya telah memberikan sumbangsih bagi kemajuan Indonesia, kalau Indonesia tidak maju itu bukan salah kita yang milih. Tapi kalau tidak mencontreng, berarti saya turut andil dalam kemunduran Indonesia. Saya tegaskan lagi kalau saya tidak GOLPUT. Golput bukan pilihan tapi ada takdir di sini :o bukan berarti saya menyalahkan takdir, tapi keadaan memaksa demikian. Entah saya berdosa apa tidak kalau tidak memilih yang dikatakan juga golput? padahal kalau di pikir-pikir, golput = haram = dosa? :c
Alasan saya, karena untuk mencontreng seorang caleg, saya harus mengeluarkan biaya yang cukup besar, hampir satu jutaan pergi pulang (PP) baik laut maupun udara kalau mau dihitung2 :D karena hak suara saya ada diseberang lautan sana di kota Palangkaraya, kalteng. Sedangkan saya ada di Surabaya lagi kuliyah. Walaupun sebenarnya saya masih keturunan jawa, tapi lahir dan besarnya ada di kalimantan. Jadi suara saya ada di Palangkaraya :d. Apa ada cara bagaimana cara memindahkan suara saya yang ada di Palangkaraya ke Surabaya?
Kalau tidak ada ya sudah tidak apa-apa (bagi saya) :s tapi saya merasa bersalah karena kalau saya mencontreng, berarti saya telah memberikan sumbangsih bagi kemajuan Indonesia, kalau Indonesia tidak maju itu bukan salah kita yang milih. Tapi kalau tidak mencontreng, berarti saya turut andil dalam kemunduran Indonesia. Saya tegaskan lagi kalau saya tidak GOLPUT. Golput bukan pilihan tapi ada takdir di sini :o bukan berarti saya menyalahkan takdir, tapi keadaan memaksa demikian. Entah saya berdosa apa tidak kalau tidak memilih yang dikatakan juga golput? padahal kalau di pikir-pikir, golput = haram = dosa? :c