Mengembalikan jati diri bangsa Indonesia adalah sebuah kewajiban bagi setiap warga negara Indonesia, tidak memandang siapapun dia. Karena negara kita yang menjadi salah satu bagian dari negara-negara timur yang dulu terkenal dengan keramahan, gotong-royong, kesopanan, baik hati dan terbuka ini sekarang sudah buruk nilainya di mata dunia internasional karena pengaruh budaya-budaya asing dan setelah peledakan-peledakan bom dimana-mana yang dilakukan oleh oknum yang tidak berprikemanusiaan. Dan kita sebagai penerus kemerdekaan Indonesia berkewajiban untuk mengembalikan jati diri bangsa kita yang telah mulai samar-samar ini.
Coba bayangkan perjuangan para pahlawan kita dulu yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk tanah air ini hanya untuk satu tujuan, MERDEKA. Tapi kita sebagai penerusnya kebanyakan melupakan perjuangan mereka. Perjuagan itu tidak gampang, hingga ratusan tahun barulah kita memperoleh kemerdekaan tersebut, tepatnya 17 Agustus 1945 proklamasi kemerdekaan dibacakan yang menandai kemerdekaan kita. Sampai disitukah perjugaan telah selesai dan kita merdeka? BELUM. Para pejuang masih harus mempertahankannya lagi karena "mereka-mereka" para penjajah itu ingin merebut Indonesia yang kaya raya Gemah Ripah Loh Jinawi ini hingga para pejuang tersebut mampu mempertahankan negera Indonesia ini sampai keadaan Indonesia sedikit stabil setelah terbentuknya pemerintahan yang sah.
Tapi sekarang 64 tahun sejak proklamasi kemerdekaan tersebut apa yang terjadi dengan Indonesia? Indonesia seperti kehilangan jati dirinya sendiri dengan mengekor budaya-budaya asing yang sudah jelas sekali bukan budaya Indonesia, bukan budaya ketimuran. Cara-cara berfikir kotor dan busuk telah merasuk kedalam pikiran penerus bangsa ini, sehingga Indonesia terombang-ambing oleh budaya-budaya asing yang buruk dan busuk tersebut yang ingin menguasai Indonesia lewat jalan-jalan halus tanpa peperangan, tapi lewat pikiran-pikiran kotor dan busuk yang ditanamkan kedalam individu-individu penerus bangsa menghasilkan pikiran-pikiran koruspi, kolusi dan nepotisme (KKN) seperti yang dilansir beritajitu.com
Ditambah lagi ulah-ulah para terorisme yang mencoreng wajah Indonesia di mata dunia internasional dengan menyebar bomber-bomber yang katanya membunuh orang-orang yang pantas dibunuh, tapi nyatanya hanya merusak tatanan masyarakat Indonesia ini dengan korban orang-orang Indonesia yang tidak berdosa yang tidak tahu-menahu masalah ini. ironi sekali.
Inilah saatnya kita mengembalikan jati diri bangsa kita yang sudah morat-marit dan tercoreng ini ke jati diri bangsa Indonesia yang sebenarnya, Indonesia yang ramah, gotong-royong, sopan, baik hati dan terbuka. Juga Indonesia yang berbudaya ketimuran bukan berbudaya yang kebarat-baratan karena kita punya budaya sendiri. Tanggung jawab siapa? Ya sudah pasti mengembalikan jati diri bangsa adalah tanggung jawab kita bersama karena negeri ini adalah milik kita bersama. Iya kan?
Coba bayangkan perjuangan para pahlawan kita dulu yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk tanah air ini hanya untuk satu tujuan, MERDEKA. Tapi kita sebagai penerusnya kebanyakan melupakan perjuangan mereka. Perjuagan itu tidak gampang, hingga ratusan tahun barulah kita memperoleh kemerdekaan tersebut, tepatnya 17 Agustus 1945 proklamasi kemerdekaan dibacakan yang menandai kemerdekaan kita. Sampai disitukah perjugaan telah selesai dan kita merdeka? BELUM. Para pejuang masih harus mempertahankannya lagi karena "mereka-mereka" para penjajah itu ingin merebut Indonesia yang kaya raya Gemah Ripah Loh Jinawi ini hingga para pejuang tersebut mampu mempertahankan negera Indonesia ini sampai keadaan Indonesia sedikit stabil setelah terbentuknya pemerintahan yang sah.
Tapi sekarang 64 tahun sejak proklamasi kemerdekaan tersebut apa yang terjadi dengan Indonesia? Indonesia seperti kehilangan jati dirinya sendiri dengan mengekor budaya-budaya asing yang sudah jelas sekali bukan budaya Indonesia, bukan budaya ketimuran. Cara-cara berfikir kotor dan busuk telah merasuk kedalam pikiran penerus bangsa ini, sehingga Indonesia terombang-ambing oleh budaya-budaya asing yang buruk dan busuk tersebut yang ingin menguasai Indonesia lewat jalan-jalan halus tanpa peperangan, tapi lewat pikiran-pikiran kotor dan busuk yang ditanamkan kedalam individu-individu penerus bangsa menghasilkan pikiran-pikiran koruspi, kolusi dan nepotisme (KKN) seperti yang dilansir beritajitu.com
Ditambah lagi ulah-ulah para terorisme yang mencoreng wajah Indonesia di mata dunia internasional dengan menyebar bomber-bomber yang katanya membunuh orang-orang yang pantas dibunuh, tapi nyatanya hanya merusak tatanan masyarakat Indonesia ini dengan korban orang-orang Indonesia yang tidak berdosa yang tidak tahu-menahu masalah ini. ironi sekali.
Inilah saatnya kita mengembalikan jati diri bangsa kita yang sudah morat-marit dan tercoreng ini ke jati diri bangsa Indonesia yang sebenarnya, Indonesia yang ramah, gotong-royong, sopan, baik hati dan terbuka. Juga Indonesia yang berbudaya ketimuran bukan berbudaya yang kebarat-baratan karena kita punya budaya sendiri. Tanggung jawab siapa? Ya sudah pasti mengembalikan jati diri bangsa adalah tanggung jawab kita bersama karena negeri ini adalah milik kita bersama. Iya kan?